Info

Information :: Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo.
Puskesmas Urangagung08-Apr-2023 | Dibaca 115 kali

Limo Ping Limo Stunting Lungo

STRATEGI INTERVENSI DALAM UPAYA PERCEPATAN

DALAM PENANGANAN DAN PENCEGAHAN MASALAH STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS URANGAGUNG KABUPATEN SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

“Limo Ping Limo Stunting Lungo”

Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (stunting). Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan karena asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama sebagai akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi gizi kurang pada balita cukup tinggi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 dan 2013, dan Pemantauan Status Gizi Tahun 2015 dan 2017, menunjukan prevalensi stunting masih tinggi dan tidak menurun mencapai batas ambang WHO. Riskesdas Tahun 2010 mencapai 35,6% dan Tahun 2013 mencapai 37,2 %,  Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2015 (29.0%) dan Tahun 2017 (29,6 %). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 37,2%. Di sisi lain, hasil riset Bank Dunia (2017) menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3-11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Dengan nilai PDB 2015 sebesar Rp11.000 Triliun, kerugian ekonomi akibat stunting di Indonesia diperkirakan mencapai Rp300-triliun Rp1.210 triliun per tahun.

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang. Retardasi pertumbuhan atau stunting pada anak-anak di Indonesia terjadi sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi dan memengaruhi 30% dari anak-anak usia dibawah lima tahun.

Dari berbagai literatur yang penulis temui menunjukan bahwa permasalahan stunting di Indonesia di sebabkan akibat Faktor Multi Dimensi. Diantaranya yaitu :

A. Praktek pengasuhan yang tidak baik :

1. Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan,

2. Menurut data sebanyak 60 % dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif,

3.  Anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pengganti ASI (MPASI) secara optimal dan proporsional.

B. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care), postnatal dan pembelajaran dini yang berkualitas.

1. Ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai,

2. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013) berdasarkan data risnakes,

3.  Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi.

C.  Kurangnya akses makanan bergizi:

1. Ibu hamil anemia,

2. Makanan bergizi mahal.

D.  Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

1. Rumah tangga masih BAB diruang terbuka,

2. Rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

       Dengan adanya fakta diatas, maka dibutuhkan sebuah inovasi untuk penanganan dan pencegahan stunting yang ada di wilayah kerja Puskesmas Urangagung, yaitu dengan sebuah Gerakan “Limo Ping Limo Stunting Lungo”. Kegiatan ini melibatkan berbagai lini program dan sektoral, seperti program Gizi, Kesling, Promkes, hingga lintas sektor seperti dinas perikanan, desa/kelurahan dan kecamatan. Inovasi ini merupakan salah satu strategi intervensi dalam percepatan penanganan maupun pencegahan kejadian stunting.

Pencegahan Stunting dilakukan dengan menutup 5 pintu terjadinya stunting :

  1. Cegah Ibu Hamil dan Remaja dari Anemia dan KEK
  2. Cegah Ibu Bersalin Gagal IMD
  3. Cegah Bayi Gagal mendapatkan ASI Eksklusif
  4. Cegah Bayi Balita Mendapatkan MPASI yang Tidak Benar Kualitas dan Kuantitas
  5. Cegah Anak Sakit

Dan Membuka jalan dengan 5 pintu keluar dari stunting , yaitu :

  1. Literasi
  2. Edukasi
  3. Sanitasi
  4. Imunisasi
  5. Perencanaan Ekonomi

Inovasi “Limo Ping Limo Stunting Lungo”  bergerak dengan 5 tahap :

1. Validasi Data Stunting Lapangan

2. Penggalangan Komitmen

3. Pertemuan Penguatan Lintas Program dan Lintas Sektor

4. Sosialisasi di Masyarakat

5. Aksi Cegah Stunting dengan “limo Ping Limo stunting Lungo” di masyarakat.