Info

Information :: Puskesmas Urangagung Kabupaten Sidoarjo.
Puskesmas Urangagung15-Aug-2022 | Dibaca 19 kali

Kasus di Dunia Terus Meningkat, Bagaimana Cacar Monyet di Indonesia?

Alarm darurat global cacar monyet telah menyala. Sejumlah negara, termasuk beberapa negara di Asia, telah melaporkan kasus infeksi Monkeypox ini.
Lantas, bagaimana dengan di Indonesia?

Meski laporan suspek telah ditemukan, namun dipastikan cacar monyet belum terdeteksi di Indonesia.

Nelly Purpandari, perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) mengakui bahwa hingga kini ada beberapa kasus suspek cacar monyet. Namun, ia memastikan bahwa belum ada kasus yang terkonfirmasi positif.

"Ada beberapa suspek, tapi belum terkonfirmasi. Kita ada kemampuan melakukan deteksi dan sudah ditunjuk secara struktur laboratorium untuk pemeriksaan konfirmasi," ujar Nelly dalam konferensi pers bersama PB IDI, Selasa (2/8).

Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Status ini membuat masyarakat harus lebih mewaspadai penularan penyakit tersebut.

Cacar monyet terdeteksi di negara non-endemik pada Mei lalu. Seorang pria Inggris terkonfirmasi positif cacar monyet setelah melakukan perjalanan ke Nigeria.

Dari sana, sejumlah negara non-endemik lainnya turut melaporkan kasus cacar monyet. Hingga saat ini, berdasarkan data teranyar Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat per Senin (1/8), tercatat lebih dari 23 ribu kasus cacar monyet yang terjadi di 80 negara. Sebanyak 73 negara diantaranya merupakan negara non-endemik cacar monyet.

Untuk mengantisipasi wabah cacar monyet, PB IDI membentuk Satgas Monkeypox. Satgas ini terdiri dari gabungan beberapa organisasi profesi seperti Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS Patklin).

"Pada saat ini di Indonesia, sampai hari ini belum ada kasus konfirmasi. Namun pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus tetap waspada. PB IDI membentuk satuan tugas [satgas] Monkeypox guna merespons ancaman kesehatan global tersebut," kata Nelly, yang merupakan salah satu anggota Satgas Monkeypox IDI.

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Agus Dwi Susanto mengatakan, meski cacar monyet belum terdeteksi di Indonesia, namun keberadaan satgas dinilai penting.

"Pembentukan satgas menjadi penting, memberikan penyadaran, memberikan informasi bagaimana penanganannya, memberikan rekomendasi pada pemerintah," kata Agus dalam kesempatan serupa.